CERPEN B.I
Harta Karun Di Dalam Hutan
Karya : Abhi Naya Aji Putra
Suara angin berhembus, merambat ke telinga seorang pemuda bernama Ayato, lantunan indah hembusan angin tersebut membisikkan sesuatu padanya, seakan-akan dia telah diberikan petunjuk untuk mencari harta karun. Ayato mengikuti suara angin tersebut yang mengarahkan nya ke hutan. Ayato memulai petualangannya dan menjelajahi hutan.
Saat sedang asik menjelajah, tiba tiba Ayato menemukan jejak kaki rubah ditanah, Ayato pun mengikuti jejak kaki rubah itu.
Saat jejak kaki rubah itu mulai menghilang, dia tidak menemukan harta yang berharga sama sekali. Ayato sangat kecewa, Tetapi Ayato masih belum puas dengan petualangan nya. Akhirnya Ayato terus masuk ke dalam hutan.
Karena Ayato baru pertama kali menjelajahi hutan, akhirnya Ayato pun malah tersesat.
Ayato mulai panik lalu berharap agar ada bantuan yang datang menolong nya.
Tidak lama setelah itu, Ayato yang tersesat mendengar langkah kaki seseorang.
Ayato mencoba mendekati suara langkah kaki tersebut, ia menemukan seorang gadis yang memakai gaun putih. Gadis itu berdiri di antara pepohonan, gadis itu memiliki wajah dan mata yang sangat cantik
Gadis itu menoleh ke Ayato.
"Hey, apa yang kamu lakukan disini..?” tanya Ayato.
“Aku hanya berkeliling disekitar sini, harusnya aku yang bertanya, kenapa kamu ada disini ?” jawab gadis itu.
"Aku sedang mencari harta karun dihutan ini,impian ku adalah menjadi petualang yang hebat. Maka dari itu aku mencoba menjelajahi hutan ini dulu "
"Kau baru saja memulai perjalanan hebatmu tapi kamu sudah tersesat?" Gadis itu sedikit tertawa melihat Ayato tersesat dihutan.
"Berhentilah berbicara, ikutlah aku, aku akan membawamu keluar." Gadis itu mengulurkan tangannya.
"Terima kasih…" kata Ayato.
Matahari pun mulai tenggelam dan langit mulai malam.
Karna jalan keluar hutan sangat jauh, mereka memutuskan untuk istirahat dulu.
Di malam itu, gadis bergaun putih itu menceritakan kisah kuno yang bahkan mungkin orang orang diseluruh dunia belum pernah mendengarnya.
"Beribu ribu tahun yang lalu, langit kita memiliki 3 bulan. Di masing masing bulan itu terdapat kerajaan yang damai dan makmur"
"Tiga bulan tersebut melintasi langit dengan jalur rotasi mereka masing masing, jika mereka tidak bergantian melintasi langit malam maka bencana yang besar akan segera datang di hari itu juga”
"kehidupan berjalan normal pada saat itu, Hingga suatu ketika. Munculah penguasa dimensi kegelapan, Cerberus"
"Cerberus pun membawa dimensi kegelapan ikut bersamanya untuk menaklukan bumi dan bulan. Bumi dan bulan merupakan target dimensi kegelapan dari dulu, peperangan pun tidak terelakkan. Kekacauan dimana mana. Para dewa di bumi pun bekerja sama untuk melindungi bumi dan bulan, Namun mereka sudah terlambat. 2 bulan lainnya sudah dimakan habis oleh dimensi kegelapan. Para dewa pun akhirnya berhasil mengusir Cerberus dan dimensi kegelapan nya untuk pergi. Akhirnya hanya tersisa 1 bulan yang dapat menghiasi langit malam dengan sinar nya yang sudah tidak memancarkan aura kehidupan lagi."
Gadis itu menengok ke atas sambil memandangi langit malam yang dihiasi oleh bulan dan bintang.
"Apakah dulunya Dewa memang benar benar ada?”
Ayato terdiam sambil menyimak cerita gadis tersebut.
"Entahlah, mungkin suatu saat kamu akan menemukan jawaban dari pertanyaan mu itu, entah kapan."
Gadis berpakaian putih itu merapikan rambut Ayato dengan lembut sambil melanjutkan dongengnya.
Saat sedang asik berdongeng, gadis itu menatap ke Ayato lalu menyadari bahwa Ayato sudah tertidur disamping nya.
"Astaga..."
Gadis itu hanya terdiam sambil tersenyum manis melihat Ayato ketiduran karena ceritanya.
Ketika matahari mulai terbit, Ayato perlahan-lahan terbangun karna sinar matahari.
Gadis itu menarik tangan Ayato, mereka terus berjalan kearah keluar hutan. Akhirnya mereka pun tiba di jalan keluar.
"Oh iya ngomong-ngomong kita belum berkenalan, namaku Ayato, namamu siapa ?"
Ayato bertanya pada gadis itu.
“Nama ku ya…, nama ku Miko…, salam kenal ya”
Jawab Miko sambil memandang ke matahari pagi sambil tersenyum.
“Wah nama yang bagus” kata Ayato.
Ayato pun berterima kasih pada Miko.
Ayato pun berjalan kembali ke desa nya sambil melambaikan tangan ke Miko.
Ketika Ayato sedang perjalanan menuju ke desa, Miko hanya berdiri sambil bersandar di pohon, sambil mengatakan sesuatu. "Pertemuan yang kita lakukan kemarin bukan lah pertemuan yang terakhir kali, Ayato. Masih banyak pertemuan yang akan kita lakukan di masa depan nanti, tapi bukan sekarang waktu nya. Kau akan kembali ke tempat ini saat kau sudah mengerti apa itu arti kehidupan, Dan aku akan membacakan mu lebih banyak cerita cerita yang menarik, agar hidup mu lebih berwarna".
Bertahun tahun setelah kejadian itu, Ayato yang sudah tumbuh dewasa dan menjadi petualang yang hebat mengingat kejadian di hutan itu lagi. Ia pun memutuskan untuk mencari kawan lamanya, Miko. Ayato pun kembali ke hutan dimana ia bertemu Miko, namun hasil nya sia-sia.
Ayato terus mencari sampai ke dalam hutan dan berharap agar bisa bertemu dengan Miko lagi. tidak lama setelah itu Ayato menemukan apa yang ia cari. Ayato menemukan Miko, kawan lama yang pernah ia temui dulu sedang menunggu Ayato di tepi sungai.
“Kau sudah tumbuh besar ya, Ayato…”
Mereka pun menceritakan tentang kehidupan mereka masing masing, Ayato yang menceritakan tentang bagaimana hebat dirinya menjadi seorang petualang sekarang hingga Miko yang menceritakan tempat asalnya.
Tak terasa matahari mulai tenggelam, langit mulai malam. Miko pun mengizinkan Ayato untuk tinggal sementara di tenda nya.
Saat pagi hari, Ayato pun terbangun tapi ia tidak menemukan Miko di sekeliling tenda. Ia hanya menemukan sebuah surat yang tertulis “Pertemuan kita sampai sini dulu ya. Maaf jika membuat mu bingung kenapa aku tidak ada ditenda sekarang. Tenang saja ini bukan pertemuan terakhir kita. Kita akan bertemu lagi, tapi entah kapan dan dimana. Cari lah aku dan buktikan lah bahwa kamu memang benar benar petualang hebat yang bisa menemukanku.”
Ayato ingin membuktikan ke Miko Kalau ia adalah seorang petualang yang hebat dan akan mencari Miko sampai ketemu, namun ia bingung dimana letak pasti Miko.
Ayato mencoba memikirkan bagaimana ia bisa bertemu dengan Miko lalu ia mengingat beberapa hal, ia selalu bertemu dengan Miko saat berpetualang ke hutan yang sama, ia selalu bertemu dengan Miko saat mau menjelang malam, dan ia selalu bertemu Miko saat dia berharap dapat bertemu dengan nya.
Ayato pun pulang ke desa nya untuk mempersiapkan alat alat untuk berpetualang. Esok nya, Ayato sudah siap untuk berpetualang mencari Miko.
Ayato pun mencoba teknik yang kemarin ia pikirkan. Ia pergi ke hutan yang sama saat ia bertemu Miko. Akhirnya Ayato sampai di hutan yang sama saat bertemu dengan Miko. Ayato pun mulai berjalan ke dalam hutan sambil menutup mata dan berharap bisa menemukan Miko.
Setelah berjalan beberapa saaat Ayato mendengar suara kekacauan dari segala sisi. Saat Ayato membuka matanya, ia melihat ada banyak sekali rumah di suatu desa yang terbakar, Orang orang berlarian keluar hutan meninggalkan desa tersebut.
“Desa ini mirip seperti yang diceritakan oleh Miko, jangan-jangan…” pikir Ayato.
Ayato yang mulai panik mencari Miko sambil meneriakkan nama Miko.
“MIKO!!! MIKO!!! JAWABLAH SUARA KU, KAMU ADA DIMANA!?!?”
Ayato terus berkeliling sampai kedalam desa dan ia menemukan sesuatu yang buruk.
Ia menemukan Miko sedang sekarat dan disamping nya terdapat sesosok iblis yang siap memakan nya.
Dari jauh, Ayato mengeluarkan panah nya lalu memanah mata iblis itu.
Iblis itu teriak kesakitan. “DASAR MAKHLUK RENDAHAN!!!, TUNGGULAH PEMBALASAN KU!!!.” lalu iblis itu kabur kedalam hutan, meninggalkan desa yang sedang terbakar.
“A… ya…. to…”
Terdengar suara Miko yang sedang sekarat.
“HEY MIKO BERTAHANLAH”
Teriak Ayato sambil panik.
Miko pun memberikan suatu cincin ke Ayato. Ayato menerima cincin itu.
“Gunakanlah cincin ini lalu berharap lah ada portal dihadapan mu yang mengantarkan mu ke tempat yang aman dan tinggalkan lah aku, disini masih banyak iblis iblis yang berkeliaran…”
Ayato tidak memedulikan kata Miko.
Ayato menggunakan cincin yang diberikan oleh Miko lalu berharap ada portal yang muncul di depan nya, dan benar saja. Dihadapan Ayato muncul lah sebuah portal yang mengarahkan Ayato ke desa nya.
Tanpa pikir panjang Ayato langsung menggendong Miko lalu berlari ke portal tapi tiba tiba muncul lah iblis lain dari samping Ayato dan bersiap memakan Ayato dan Miko.
Tiba tiba tubuh Ayato bergerak sendiri lalu menampar iblis yang ada disamping nya dengan panah kesayangan nya.
Iblis itu pun terpental lumayan jauh karna Ayato menampar iblis tersebut cukup keras sampai sampai panah nya patah.
Akhirnya Ayato berhasil melewati portal dan langsung berharap agar portal nya tertutup. Mau tidak mau Ayato dan Miko harus meninggalkan desa yang sudah hancur tersebut dan Ayato harus merelakan panah yang sudah lama menemani ia berpetualang.
Ayato pun langsung berteriak meminta pertolongan.
“TOLONG!!! TOLONG!!! ADA ORANG YANG SEDANG SEKARAT DISINI!!!”
Para warga pun keluar dari rumah mereka karena teriakan Ayato yang meminta tolong.
Para warga langsung mengangkat Miko menuju ke rumah sakit terdekat. Ayato hanya bisa berharap semoga Miko baik baik saja.
Keesokan hari nya Ayato mendengar kabar bahagia bahwa Miko sudah baik baik saja. Ayato pun mengunjungi Miko, Miko pun akhirnya tersadar.
Miko bertanya tanya sambil panik “Ada dimana aku…? bagaimana dengan kondisi warga…? apakah mereka baik-baik saja..?”
Ayato pun menenangkan Miko “Aku tidak tahu bagaimana kondisi mereka tapi aku memohon, hidup lah bersama ku, jangan kembali ke tempat itu lagi. Anggap lah desa ini sebagai rumah mu sendiri. Lupakan lah semua masa lalu mu dan mulai lah kehidupan baru mu bersamaku, aku akan melindungi mu walau itu akan mengorbankan nyawaku.”
Miko pun menangis terharu dan memeluk Ayato….
setelah kejadian itu, Ayato pun melamar Miko. Pernikahan mereka akan dilaksanakan beberapa hari lagi.
Akhirnya hari yang spesial bagi Ayato dan Miko pun tiba. Upacara pernikahan mereka berlangsung sangat meriah.
Miko berkata “Ternyata kamu bisa menggunakan sihir juga ya.”
“Entahlah, mungkin itu adalah mukjizat yang diberikan kepadaku agar aku selalu bisa melindungimu” jawab Ayato.
“Hehe, Ayato ku memang petualang yang hebat…” kata Miko.
“Selama aku berpetualang, aku tidak pernah menemukan harta karun secantik dirimu, Miko…” kata Ayato.
Setelah acara pernikahan itu selesai, mereka berdua berjanji untuk tidak pernah meninggalkan satu sama lain lagi.
Komentar
Posting Komentar